Friday 23 January 2015

Karangan Populer - Indonesai Seperti Kapal Tua

Jaya Indonesia..

Presiden - Presiden RI dari masa kemasa
Saya melihat Indonesia seperti halnya melihat sebuah kapal tua yang berlayar tak tahu arah, Arahnya ada akan tetapi hanya  nahkoda kita yang tidak bisa membaca, mungkin ia bisa membaca namun tertutup hasrat membabi buta. Hasrat hidup dikeluarga, saudara, kolega, dan mungkin istri muda.
Indonesia itu memang seperti kapal tua dengan penumpang berbagai rupa, ada dari sumatra, jawa, madura, sumbawa hingga papua bersatu dalam nusantara.

6 kali sudah kita ganti nahkoda namun masih jauh dari kata sejahtra.

Nahkoda Pertama sang proklamator bersama hatta membangun dengan semangat pancasila dan terkanal dikalangan wanita. ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda, akan tetapi itu kan kurang satu untuk sebuah tim sepak bola, kalau begini kapan indonesia akan ikut piala dunia ??...

Nahkoda ke-dua Tiga puluh dua tahun berkuasa, bapak pembangunan bagi mereka. bagi saya tidak ada bedanya. Penumpang bersuara keras berakhir dipenjara atau hilang dilautan tanpa berita. beda halnya dengan penyayi hanya modal suara ia bisa terkenal diindonesia.

Nahkoda ke-tiga sang wakil yang naik tahta mewarisi pecah belahnya masa ORBA, belum sempat menjelajah samudra ia terhenti ditahun pertama, dibanggakan dieropa dipermainkan diindonesia, jerman dapat ilmunya kita dapat apa ?? Hanya antrian panjang nonton filmnya..

Nahkoda ke-empat sang kiai dengan hati terbuka ia terhenti dalam sidang istimewa ketika tokoh tokoh reformasi berebut istana..

Nahkoda ke-lima nahkoda pertama seorang wanita, dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta. kata bapaknya berikan aku sepuluh pemuda tapi apa daya itu diluar kemampuan ibu beranak 3.

Nahkoda ke-enam bagian A, dua kali pemilu mengungguli perolehan suara dan dua kali disumpah atas nama garuda tapi itu hanya awal cerita, cerita panjangnya terpampang dibanyak media Lapindo, Munir, Century, Hambalang... Kami Menolak Lupa...!!
Kini ia hadir disocial media mungkin bermaksud untuk mengalahkan followers raditya dika, setelah empat albumnya yang entah seperti apa. mungkin ia akan membuat film "Malam minggu istana".

Kini waktunya telah tiba saatnya kita tuk memilih Nahkoda, pastikan dia yang mengerti Bhineka Tunggal Ika bukan Boneka milik amerika. dia yang mengerti suara kita, suara kalau indonesia bisa bukan suara aitakata, ea ea atau semangat dong kaka..

saya masih bingung akan pembangunan diindonesia, kenapa pembangunan di-indonesia selalu dibeda - bedakan padahal kita itu satu ibu pertiwi.

saya selalu berfikir frasa ibu pertiwi, apakah dulu ada seorang wanita lalu ia melahirkan pulau - pulau diindonesia ??

inilah cerita tentang kapal tua kita. adakah yang tidak percaya ?? sudah kalian percaya saya..!!

0 komentar:

Post a Comment

Beri Masukan untuk blogger ini